Dampak yang Tidak Proporsional dari Krisis Iklim pada Negara Rentan dan Berpendapatan Rendah
Studi menunjukkan bahwa negara-negara berkembang lebih menderita akibat krisis iklim dibandingkan negara maju. Bencana alam di negara berkembang menyebabkan kerugian ekonomi lebih besar (bahkan hingga 100% PDB) dibandingkan negara maju (di bawah 0,1% PDB). Hal ini tidak adil karena negara berkembang memiliki kapasitas adaptasi dan mitigasi yang lebih rendah dibandingkan negara maju. Indonesia, sebagai negara berkembang, memiliki kemampuan teknologi dan kearifan lokal yang dapat membantu menutup kesenjangan ini. Namun, kerugian ekonomi global akibat bencana iklim terus meningkat, sehingga diperlukan antisipasi bencana yang lebih besar di masa depan, seperti kekeringan yang lebih parah.