Dugaan Palsu Tanda Tangan Raja Salman dalam Keputusan Invasi Yaman oleh MbS
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), diduga memalsukan tanda tangan ayahnya, Raja Salman, untuk melancarkan perang di Yaman pada 2015. Mantan kepala intelijen Saudi, Saad al-Jabri, mengklaim MbS membubuhkan tanda tangan palsu pada dekrit kerajaan yang mengizinkan serangan darat, meskipun Amerika Serikat hanya mendukung kampanye udara. Mantan kepala MI6 Inggris, John Sawers, juga mendukung klaim ini, menyatakan bahwa perang di Yaman adalah keputusan MbS, bukan keputusan Raja Salman. Al-Jabri, yang sekarang tinggal di Kanada, mengklaim nyawanya menjadi target MbS, dan anak-anaknya dipenjara di Saudi untuk memaksanya kembali.