Investasi Tak Cukup untuk Menandingi Subsidi Bahan Bakar Fosil yang Melonjak di Asia Tenggara
Kawasan Asia Tenggara mengeluarkan biaya jauh lebih besar untuk subsidi bahan bakar fosil (Rp 1.900 triliun) dibandingkan investasi energi terbarukan (Rp 422 triliun). Subsidi ini menghambat perkembangan energi terbarukan karena membuat harganya tidak kompetitif. Inti masalahnya adalah: * Subsidi besar untuk bahan bakar fosil (batu bara, minyak, gas). * Investasi rendah untuk energi terbarukan. * Persaingan harga yang tidak adil, di mana energi fosil disubsidi dan energi terbarukan tidak. Rekomendasi: * Asia Tenggara harus memprioritaskan insentif hijau untuk energi terbarukan, bukan subsidi bahan bakar fosil. * Membangun infrastruktur jaringan listrik untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan.