Kegagalan Asia Tenggara Mencapai Target Investasi Berkelanjutan
Negara-negara Asia Tenggara tidak memenuhi target investasi hijau untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Untuk mengejar ketertinggalan, diperlukan regulasi dan mekanisme keuangan baru. Meskipun investasi ramah lingkungan meningkat, jumlahnya masih di bawah kebutuhan sebesar 1,5 triliun dolar AS. Ketergantungan pada energi fosil yang tinggi dan subsidi bahan bakar fosil yang besar menghambat kemajuan. Tambahan, banyak pembangkit listrik tenaga uap batu bara baru yang masih terikat perjanjian jangka panjang, sehingga sulit untuk ditutup dan digantikan dengan energi terbarukan. Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang menetapkan harga karbon untuk mendorong pengurangan emisi.