Kehilangan Finansial dan Pembelajaran Penting dari WIKA, Whoosh, dan MRT Jakarta

Kehilangan Finansial dan Pembelajaran Penting dari WIKA, Whoosh, dan MRT Jakarta

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menghadapi masalah sejak awal pembangunan hingga beroperasi. **Awal Pembangunan:** * Proyek dijanjikan tidak menggunakan APBN, tetapi kemudian mendapatkan suntikan dana negara. * Pembengkakan biaya yang signifikan, dengan total Rp21,74 triliun. * Pembangunan dilakukan serampangan, menyebabkan genangan air dan kemacetan. **Target Operasi Mundur:** * Awalnya ditargetkan selesai pada 2019, tetapi baru beroperasi pada 2023. **Setelah Operasi:** * Perusahaan Wijaya Karya (WIKA) merugi Rp7,12 triliun akibat proyek KCJB. * Sengketa pembayaran senilai Rp5,5 triliun belum terselesaikan. **Perbandingan dengan MRT:** * Proyek MRT juga mengalami pembengkakan biaya karena perubahan rencana jalur dan kenaikan harga material. * Namun, masalah MRT tidak terlalu terekspos dibandingkan KCJB. **Pelajaran yang Dipetik:** * Studi kelayakan yang komprehensif diperlukan untuk memastikan proyek layak secara bisnis. * Harga tiket KCJB terlalu mahal sehingga tidak menarik penumpang. * Indonesia perlu mempertimbangkan bekerja sama dengan negara lain selain China untuk proyek infrastruktur di masa depan.