Konflik Membara di Sudan: Pengepungan El Fashir Menimbulkan Kekhawatiran Taktik Bumi Hangus

Perang saudara di Sudan telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, terutama di kota El Fashir di Darfur. Sekitar 1,5 juta orang, termasuk pengungsi, terjebak dalam pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Sejak April 2024, El Fashir telah menjadi zona perang terakhir di Darfur, menewaskan lebih dari 220 orang dan membuat sekitar 130.000 orang mengungsi. Situasi di kota ini mengerikan, dengan kekurangan makanan, air, dan bantuan kemanusiaan. Penembakan dan serangan udara yang tak henti-hentinya telah menghancurkan rumah-rumah, infrastruktur, dan memaksa warga sipil melarikan diri. Perang saudara telah merenggut nyawa sekitar 16.000 orang, melukai 33.000, dan menyebabkan lebih dari 9 juta orang mengungsi. Strategi "bumi hangus" telah digunakan, di mana desa-desa dihancurkan, warga sipil dibunuh, dan kekerasan seksual dilakukan untuk memastikan musuh tidak mendapatkan apa-apa. Dewan Keamanan PBB telah menuntut diakhirinya pengepungan, tetapi tidak ada perubahan yang terlihat di lapangan. Bagi pengungsi di El Fashir, penderitaan berlanjut saat mereka memohon bantuan pemerintah yang belum kunjung datang.