Krisis Air yang Mengkhawatirkan: Setengah dari Kota-Kota Besar Tiongkok Berjuang Melawan Kekeringan yang Melumpuhkan

Krisis Air yang Mengkhawatirkan: Setengah dari Kota-Kota Besar Tiongkok Berjuang Melawan Kekeringan yang Melumpuhkan

Hampir setengah kota besar di China tenggelam karena pengambilan air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang cepat. Di kota-kota pesisir, penurunan tanah ini memperparah banjir akibat naiknya permukaan laut. Shanghai, misalnya, telah tenggelam lebih dari tiga meter dalam satu abad terakhir. Pengambilan air tanah adalah penyebab utama penurunan tanah. Hal ini diperparah dengan sistem transportasi perkotaan dan penambangan batu bara. Daerah penghasil batu bara di Pingdingshan mengalami penurunan tanah yang sangat cepat hingga 109 mm per tahun. Penurunan tanah ini mengancam jutaan orang di masa depan karena gabungan dengan naiknya permukaan air laut. Sekitar 26% dari China bisa tenggelam dalam 100 tahun jika emisi karbon tidak berkurang. Meski daratan tenggelam lebih cepat daripada naiknya air laut, kombinasi keduanya berpotensi menyebabkan banjir yang meluas. Beberapa kota di Asia, seperti Tokyo dan Osaka, berhasil mengatasi penurunan tanah dengan menyediakan sumber air pipa yang baik dan membatasi penggunaan air sumur. Strategi semacam ini dapat menjadi solusi bagi kota-kota di China yang mengalami masalah serupa.