Krisis Hutan Mangrove Memicu Lonjakan Ancaman Buaya di NTT

Krisis Hutan Mangrove Memicu Lonjakan Ancaman Buaya di NTT

Konflik antara buaya dan manusia di NTT meningkat karena kerusakan lingkungan, seperti rusaknya habitat buaya akibat alih fungsi hutan. Buaya yang kehilangan habitatnya mencari wilayah baru hingga masuk ke area publik. Persaingan teritorial juga memicu pindah tempatnya buaya. Sepanjang 2023 hingga April 2024, 15 warga NTT menjadi korban serangan buaya, dengan 5 di antaranya meninggal. Sebagian besar konflik terjadi di Pulau Timor dan Sumba. Untuk mencegah konflik, pemerintah menyarankan perbaikan hutan mangrove dan membatasi aktivitas manusia di kawasan habitat buaya. Warga diimbau tidak mengambil tindakan sendiri jika bertemu buaya, serta tidak membuang sisa makanan di laut dan melaporkan interaksi negatif dengan buaya.