Maraknya Joki Tugas: Refleksi Kultur Pendidikan yang Mengutamakan Instansiasi Ketimbang Substansi

Maraknya Joki Tugas: Refleksi Kultur Pendidikan yang Mengutamakan Instansiasi Ketimbang Substansi

**Joki Tugas Makin Marak** Praktik joki tugas di bidang pendidikan kian marak. Mereka menawarkan jasa mengerjakan tugas untuk berbagai jenjang, mulai dari SMP hingga perguruan tinggi. Para joki kini berani terang-terangan menawarkan jasa secara online, bahkan ada yang membentuk perseroan terbatas (PT). Mereka memiliki banyak pengikut di media sosial. **Penyebab dan Dampak** Maraknya joki tugas disebabkan oleh motivasi belajar yang rendah dan orientasi hasil yang instan. Sistem pendidikan yang mengedepankan nilai/angka tanpa pengawasan yang ketat juga menjadi faktor penyebab. Akibatnya, kepentingan bisnis dan siswa yang ingin mencapai nilai tinggi secara instan bertemu dalam dunia pendidikan. Praktik ini merusak proses pendidikan dan mencerminkan masyarakat yang sakit. **Hukuman dan Tindakan Pencegahan** Pengguna jasa joki dapat dihukum dengan pencabutan gelar akademik dan penjara hingga 2 tahun. Kemendikbud mengimbau civitas academica untuk tidak menggunakan joki karena melanggar etika dan hukum. Untuk mencegah praktik joki, Doni Koesoema mengusulkan evaluasi dan pengawasan yang ketat terhadap hasil evaluasi pembelajaran. Ia juga menyarankan penggunaan ujian lisan untuk menekankan kompetensi siswa.