Mengekspos Trauma Bonding: Pola Beracun dalam KDRT
KDRT sering terjadi di Indonesia, bahkan korbannya bukan hanya perempuan. Korban yang mengalami trauma bond cenderung tetap bertahan atau kembali ke pasangan pelaku yang telah terbukti melakukan kekerasan. Trauma bond adalah respons psikologis dimana korban merasa simpati terhadap pelaku karena adanya siklus kekerasan yang sulit dipatahkan. Korban merasa terhubung atau memiliki relasi dengan pelaku. Mereka bersimpati karena tahu masa lalu pelaku dan merasa kasihan. Ini menciptakan harapan bahwa pelaku akan berubah. Siklus kekerasan terus terjadi, korban tidak berani pergi karena merasa tidak tega dan berharap pelaku berubah. Untuk melepaskan diri dari trauma bond, korban harus menyadari bahwa mereka berhak hidup lebih baik dan tidak layak menerima kekerasan. Mereka harus berani melapor ke pihak berwenang atau bercerita pada orang terpercaya.