Mengungkap Potensi Ekowisata Mangrove yang Tersembunyi di Bali Barat

Mengungkap Potensi Ekowisata Mangrove yang Tersembunyi di Bali Barat

Hutan mangrove dapat menyimpan karbon lebih banyak dari hutan biasa. Jika mangrove dikelola sebagai ekowisata, hal ini dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim sekaligus meningkatkan ekonomi. Di Indonesia, beberapa desa, termasuk Budeng di Bali, Uwedikan di Sulawesi, Darunu di Minahasa, dan Golo Sepang di Manggarai, telah melestarikan mangrove untuk ekowisata. Desa-desa ini dibantu oleh Yayasan Pesisir Lestari untuk mengembangkan kapasitas dan mata pencaharian masyarakat. Di Desa Budeng, kelompok tani setempat mengelola kawasan mangrove seluas 25 hektare untuk ekowisata, menghasilkan produk hutan seperti teh, keripik, dan pil mangrove. Selain itu, terdapat warung makan yang menawarkan kuliner dari hasil tangkapan masyarakat dengan pemandangan hutan mangrove. Warung ini juga berperan dalam memasarkan produk hasil hutan dan meningkatkan kesadaran tentang pelestarian mangrove. Dengan memanfaatkan mangrove secara lestari melalui ekowisata, desa-desa dapat memperoleh manfaat ekonomi sekaligus berkontribusi pada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.