Mineral Kritis: Kunci Strategis untuk Membuka Transisi Energi Berkelanjutan Indonesia
Mineral kritik (nikel, bauksit, kobalt, tembaga) penting untuk perekonomian dan transisi energi terbarukan Indonesia. Untuk mengembangkannya, diperlukan kerja sama dengan mitra teknologi, akses pendanaan, serta persetujuan dari masyarakat dan pemerintah. Namun, pengembangan harus memperhatikan prinsip keberlanjutan, seperti penilaian dampak lingkungan dan rehabilitasi area. Kelalaian dalam hal ini dapat menghambat perkembangan mineral kritik. Pelaporan ESG bukan hanya sekadar jargon, tetapi harus menjadi nilai inti dalam industri pertambangan. Selain itu, 50% industri pertambangan berada di tanah penduduk lokal, sehingga perlu diperhatikan dampaknya terhadap masyarakat setempat.