Pemetaan Spasial untuk Keberlanjutan Perkebunan Sawit

Indonesia, negara tropis penghasil minyak sawit terbesar, memiliki industri sawit yang menyumbang 3,5% PDB dan menyerap 19,5 juta tenaga kerja. Untuk mengelola sawit secara berkelanjutan, pemerintah membuat Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB). Salah satu komponennya adalah penguatan data spasial, yakni data peta lokasi perkebunan sawit. Badan Informasi Geospasial (BIG) mengintegrasikan data spasial dan peta perkebunan sawit dari berbagai kementerian dan lembaga. Saat ini, sudah dipetakan 16,3 juta hektar perkebunan sawit, termasuk lokasi pekebun dan area yang perlu diremajakan. Data spasial terintegrasi dengan data statistik pekebun melalui pendataan Surat Tanda Daftar Budidaya Sawit (STDB). Sampai 2023, sudah tercatat 44.953 STDB dengan total luas lahan 119.041 hektare di 16 provinsi. Untuk mendukung pengelolaan sawit berkelanjutan, dilakukan pelatihan pemetaan partisipatif untuk meningkatkan kapasitas pekebun, pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat di lokasi perkebunan.