Pemilu Turki yang Mendebarkan: Istanbul Sebagai Pusat Pertempuran Politik

Pemilu Turki yang Mendebarkan: Istanbul Sebagai Pusat Pertempuran Politik

Istanbul memegang peranan penting dalam karier politik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang memulai kariernya di kota tersebut sebagai pemimpin partai Islam tingkat lokal. Erdogan pernah kalah dalam dua pemilu walikota Istanbul pada 2019 tetapi berhasil mendapatkan kembali kendali atas kota itu. Pemilu kepala daerah mendatang pada 31 Maret 2023 akan menentukan siapa yang mengendalikan Istanbul. Erdogan menginginkan kembali kekuasaan atas kota tersebut, sedangkan petahana Ekrem Imamoglu bertekad mempertahankan kemenangannya. Istanbul, dengan 16 juta penduduk dari berbagai latar belakang, dianggap sebagai "model Turki" dan pusat ekonomi negara itu. Mengontrol Istanbul berarti mengontrol sebagian besar aktivitas ekonomi Turki. Imamoglu dianggap sebagai lawan politik terbesar Erdogan, dan kemenangannya akan memperkuat otoritasnya dan membuka jalan untuk pencalonan presiden pada 2028. Namun, Imamoglu belum secara resmi menyatakan kesediaannya untuk mencalonkan diri. Kampanye pemilihan kepala daerah difokuskan pada Istanbul, dengan Erdogan secara aktif berkampanye untuk kemenangan AKP. Ia menyebut pemilu ini sebagai "pemilu terakhirnya" dan mendesak para pendukungnya untuk bekerja keras meraih kemenangan. Kubu oposisi yang terpecah, dengan Partai DEM yang pro-Kurdi mencalonkan kandidat sendiri, dapat merusak peluang kemenangan Imamoglu. Namun, keputusan Partai Kesejahteraan Baru untuk tidak mendukung AKP dapat menguntungkannya. Pemilu di Istanbul akan menjadi persaingan ketat, dan kandidat yang berhasil mendapatkan suara dari pemilih di luar basis pendukung mereka akan meraih kemenangan.