Pengembangan Ekstraktif Membahayakan Transisi Bersih Menuju Sumber Energi Berkelanjutan

Pengembangan Ekstraktif Membahayakan Transisi Bersih Menuju Sumber Energi Berkelanjutan

Ekspansi perusahaan batu bara menghambat transisi energi Indonesia. Tujuh perusahaan batu bara terbesar mengantungi miliaran dolar keuntungan dan menginvestasikannya untuk menambah kapasitas penambangan. Ekspansi Bayan Resources dan Geo Energy diperkirakan dapat meningkatkan produksi batu bara hingga 58 juta ton. Ini setara dengan kebutuhan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) 21 GW, yang berpotensi menambah emisi karbon sebesar 53 juta ton. Perusahaan seperti Adaro Energy juga membangun PLTU batu bara untuk mendukung bisnis mereka. Bank-bank ikut berkontribusi mendanai ekspansi tambang batu bara ini. Selain itu, beberapa perusahaan batu bara mengklaim akan berinvestasi di bisnis non-batu bara, tetapi masih terus membangun PLTU batu bara. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi greenwashing atau pengelabuan publik terkait komitmen mereka terhadap transisi energi.