Pertanian Berbasis Komunitas: Kunci untuk Mengatasi Kehilangan dan Pemborosan Makanan

Pertanian Berbasis Komunitas: Kunci untuk Mengatasi Kehilangan dan Pemborosan Makanan

Indonesia memiliki masalah besar dengan sampah makanan sekitar 23-48 juta ton per tahun, mengakibatkan kerugian ekonomi hingga Rp 551 triliun. Dampak lainnya adalah peningkatan emisi gas rumah kaca dan pemborosan sumber daya yang bisa memberi makan jutaan orang. Model distribusi makanan saat ini dianggap tidak efisien. Di negara lain seperti Amerika dan Inggris, ada solusi yang disebut Community-Supported Agriculture (CSA). CSA melibatkan kerja sama antara petani dan konsumen. Konsumen membayar biaya produksi petani di muka, sementara petani memastikan konsumen mendapatkan bahan makanan segar dan berkualitas. Sistem ini menghilangkan rantai pasok yang panjang, sehingga petani dan konsumen sama-sama mendapat keuntungan. CSA terbukti mampu mengatasi kerentanan rantai pasok dan mendukung pertanian berkelanjutan. Model ini dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah sampah makanan dan distribusi pangan yang tidak efisien di Indonesia.