Praktik Pinjaman Online Ilegal Menjerat Indofarma, Tidak Terkait Operasional Perusahaan

**Rangkuman Berita** Holding BUMN Farmasi mengungkapkan adanya indikasi kecurangan keuangan di PT Indofarma: * **Utang Pinjaman Online:** Pinjaman Rp1,26 miliar dari fintech tanpa persetujuan perusahaan. * **Kerugian Anak Perusahaan (IGM):** * Rp157,33 miliar dari transaksi barang konsumsi. * Rp35,07 miliar dari deposito. * Rp38,06 miliar dari penggadaian deposito. * Rp18 miliar dari pengembalian uang muka yang tidak masuk rekening. * **Pengeluaran Ilegal:** Dana dikeluarkan tanpa dasar transaksi, merugikan Rp24,35 miliar. * **Kerugian Kerja Sama:** Kerugian berpotensi Rp4,50 miliar dari kerja sama alat kesehatan. Pembayaran di atas faktur berpotensi merugikan Rp10,43 miliar. * **Usaha Masker:** Produksi masker tanpa perencanaan, merugikan Rp60,24 miliar dan Rp13,11 miliar dari piutang macet. * **Rapid Test dan PCR Kit:** Pembelian dan penjualan rapid test dan PCR kit tanpa perencanaan, merugikan Rp56,70 miliar dan Rp9,17 miliar. Total potensi kerugian dari kecurangan tersebut mencapai Rp436,87 miliar, berdasarkan data dari BPK.