Sinyal Bahaya: Kelas Menengah yang Melemah Mengisyaratkan Potensi Krisis Ekonomi

Kelas menengah Indonesia menurun karena melemahnya daya beli. Akibatnya, tabungan mereka ikut berkurang. Mereka menghadapi beban keuangan tanpa perlindungan pemerintah, meskipun menjadi tulang punggung ekonomi. Penurunan ini dapat mengguncang ekonomi dan menyebabkan krisis. Lompok kelas menengah memiliki pengeluaran Rp1,2-6 juta per bulan, sedangkan kelompok miskin pengeluarannya di bawah Rp354 ribu per bulan. Data menunjukkan proporsi kelas menengah turun dari 21,45% pada 2019 menjadi 17,44% pada 2023. Daya beli kelas menengah menurun, terlihat dari tabungan mereka yang turun dari 100 pada Januari 2023 menjadi 96,6 pada Mei 2024. Fenomena ini juga terjadi pada kelompok bawah, di mana tabungan mereka turun ke level 41,8. Penurunan ekonomi kelas menengah dapat mengancam pertumbuhan ekonomi karena mereka adalah konsumen dan pembayar pajak utama. Jika kehidupan ekonomi mereka semakin sulit, Indonesia berisiko mengalami resesi.