Strategi Inovatif Jerman untuk Menjadikan Tunawisma Menjadi Kenangan Masa Lalu

Strategi Inovatif Jerman untuk Menjadikan Tunawisma Menjadi Kenangan Masa Lalu

**Rangkuman Berita** Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah tunawisma terbanyak di dunia. Salah satunya Dirk Dymarski, yang selama 20 tahun hidup di penampungan darurat atau di jalanan. Ia menekankan bahwa menjadi tunawisma bukanlah sebuah pilihan dan dapat terjadi pada siapa saja. Stigma menjadi penghalang utama tunawisma untuk mendapatkan rumah. Saat mencari tempat tinggal, mereka sering ditolak karena dianggap tidak memiliki pekerjaan atau alamat tetap. Pemerintah Jerman baru-baru ini meluncurkan Rencana Aksi Nasional untuk mengakhiri tunawisma pada tahun 2030. Rencana ini mencakup pendanaan perumahan sosial, memerangi diskriminasi di pasar perumahan, dan layanan konseling. Namun, organisasi tunawisma menilai rencana tersebut belum cukup konkret dan tidak mengatasi akar masalah utama, yaitu kurangnya perumahan terjangkau. Mereka mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah lebih tegas, seperti menetapkan kuota perumahan sosial untuk tunawisma dan mengalokasikan lebih banyak dana untuk layanan darurat. Meskipun Rencana Aksi Nasional merupakan langkah maju, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang di Jerman memiliki rumah yang layak.