Turbulensi Akibat Krisis Iklim: Ancaman Baru bagi Penerbangan
Pesawat Singapore Airlines mengalami turbulensi hebat yang mengakibatkan satu kematian dan banyak luka-luka. Perubahan iklim diyakini berperan dalam insiden ini karena menyebabkan peningkatan kecepatan angin di ketinggian. Turbulensi terjadi saat pesawat menembus udara yang bergerak cepat dan bertabrakan. Turbulensi ringan bisa membuat sabuk pengaman terasa tegang, sementara turbulensi parah bisa menyebabkan guncangan dan cedera. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa turbulensi parah telah meningkat 55% sejak 1979 karena perubahan kecepatan angin. Studi memproyeksikan peningkatan dua hingga tiga kali lipat turbulensi parah di masa depan jika perubahan iklim berlanjut. Jenis turbulensi yang tidak terdeteksi oleh radar, disebut clear-air turbulence, terjadi tiba-tiba dan sulit dihindari. Jenis ini dihasilkan oleh pergeseran angin yang meningkat karena perubahan iklim. Perubahan iklim diperkirakan akan terus memperkuat turbulensi, terutama di Amerika Utara, Atlantik utara, dan Eropa. Untuk meminimalkan risiko cedera, disarankan untuk selalu menggunakan sabuk pengaman saat duduk di pesawat, terutama saat terjadi turbulensi.